Thursday, August 9, 2007

EFEK SAMPING TANAMAN OBAT/OBAT TRADISIONAL

Dari definisi Obat Tradisional yang telah direkomendasikan
Depkes
(sebagaimana disebutkan pada awal tulisan ini) terdapat
kalimat “…yang secara
tradisional digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman”. Pada kata ‘secara
tradisional’ tersirat makna bahwa segala aspeknya
(jenis bahan, cara menyiapkan,
takaran serta waktu dan cara penggunaan) harus sesuai
dengan warisan turun-temurun
sejak nenek moyang kita. Penyimpangan terhadap salah satu
aspek kemungkinan dapat
menyebabkan ramuan OT tersebut yang asalnya aman menjadi
tidak aman atau
berbahaya bagi kesehatan. Pada hal jika diperhatikan,
seiring perkembangan jaman
banyak sekali hal-hal tradisional yang telah bergeser
mengalami penyempurnaan agar
lebih mudah dikerjakan ulang oleh siapapun. Misalnya
tentang peralatan untuk merebus
jamu, dulu masih menggunakan kwali dari tanah liat
sekarang sudah beralih ke panci
dari aluminium, untuk menumbuk sudah menggunakan alat-alat
dari logam dan tidak
lagi menggunakan alu dari kayu atau batu, dan lain
sebagainya.
Disamping itu perlu disadari pula bahwa memang ada bahan
ramuan OT yang
baru diketahui berbahaya, setelah melewati beragam
penelitian, demikian juga adanya
ramuan bahan-bahan yang bersifat keras dan jarang
digunakan selain untuk penyakit-
penyakit tertentu dengan cara-cara tertentu pula. Secara
toksikologi bahan yang
berbahaya adalah suatu bahan (baik alami atau sintesis,
organik maupun anorganik)
yang karena komposisinya dalam keadaan, jumlah, dosis dan
bentuk tertentu dapat
mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia atau hewan
sedemikian sehingga
mengganggu kesehatan baik sementara, tetap atau sampai
menyebabkan kematian.
Suatu bahan yang dalam dosis kecil saja sudah menimbulkan
gangguan, akan lebih
berbahaya daripada bahan yang baru dapat mengganggu
kesehatan dalam dosis besar.
Akan tetapi bahan yang aman pada dosis kecil kemungkinan
dapat berbahaya atau
toksis jika digunakan dalam dosis besar dan atau waktu
lama, demikian juga bila tidak
tepat cara dan waktu penggunaannya. Jadi tidak benar, bila
dikatakan OT/TO itu tidak
memiliki efek samping, sekecil apapun efek samping
tersebut tetap ada; namun hal itu Page 8

bisa diminimalkan jika diperoleh informasi yang cukup. Ada
beberapa contoh, antara
lain mrica (Piperis sp.) pada satu sisi baik untuk
diabetes, tetapi mrica juga berefek
menaikkan tekanan darah; sehingga bagi penderita diabet
sekaligus hipertensi
dianjurkan tidak memasukkan mrica dalam ramuan jamu/OT
yang dikonsumsi. Kencur
(Kaempferia galanga) memang bermanfaat menekan batuk,
tetapi juga berdampak
meningkatkan tekanan darah; sehingga bagi penderita
hipertensi sebaik-nya tidak
dianjurkan minum beras-kencur. Demikian juga dengan
brotowali (Tinospora sp.) yang
dinyatakan memiliki efek samping dapat mengganggu
kehamilan dan menghambat
pertumbuhan plasenta.
Walaupun demikian efek samping TO/OT tentu tidak bisa
disamakan dengan
efek samping obat modern. Pada TO terdapat suatu mekanisme
yang disebut-sebut
sebagai penangkal atau dapat menetralkan efek samping
tersebut, yang dikenal dengan
SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Sebagai contoh
di dalam kunyit terdapat
senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit itu
juga ada zat anti untuk
menekan dampak negativ tersebut. Pada perasan air tebu
terdapat senyawa Saccharant
yang ternyata berfungsi sebagai antidiabetes, maka untuk
penderita diabet (kencing
manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang
minum gula walaupun gula
merupakan hasil pemurnian dari tebu.
Selain yang telah disebutkan diatas, ada beberapa tanaman
obat/ramuan yang
memang berefek keras atau mempunyai efek samping berbahaya
terhadap salah satu
organ tubuh. Selengkapnya TO tersebut seperti tersaji pada
tabel berikut :
Tanaman Obat/Ramuan OT yang berefek keras
(mempunyai efek samping berbahaya)
N
O
EFEK TERHADAP
CONTOH TANAMAN OBAT
1. Jantung
Daun digitalis, daun oleander, daun senggunggu
2. Susunan syaraf otonom
Umbi gadung, biji saga, daun dan buah kecubung,
daun gigil, biji jarak, daun tuba
3. Susunan Syaraf Pusat
Daun koka
4. Sistem Pencernaan
Biji ceguk, daun widuri
5. Saluran Pernafasan
Kulit buah jambu monyet
6. Sistem Reproduksi
Wanita (Abortivum)
Jungrahap, jarong, daun maja, akar kelor, buah
nanas muda
7. Sistem Reproduksi Pria penurun libido => biji kapas
melemahkan spermatozoa => biji pare
8. Saluran Kencing
• Diuretik kuat => daun keji beling, meniran
• Memacu batu ginjal => bayam, kubis, nenas
9. Hati/Lever
Konfrei, arak, daun imba
10. Meningkatkan kadar asam
urat darah
Mlinjo, kacang-kacangan
11. Menurunkan Jumlah Sel
Darah Putih
Ochrosia spp.
Vinca rosea (daun tapak dara) Page 9

Demikian juga dari suatu hasil percobaan toksisitas dan
kandungan senyawa kimia
yang berbahaya yang pernah dipublikasikan pada suatu
artikel, antara lain menyebutkan
sebagai berikut :
a. Beberapa tanaman yg telah diketahui mengandung bahan
yang berbahaya
1. Dari suku Euphorbiaceae :
Phylanthus sp. : mengandung ester phorbol yang dinyata-kan
dapat merangsang
virus Epstein-Borr (dalam waktu lama menyebabkan
karsinoma)
Recinus comunis : bijinya mengandung protein risin, yang
apabila diabsorpsi dalam
bentuk asli, akan meng-hambat sintesis protein, karena
dapat
mengacaukan proses metabolisme)
Croton tiglium L. : bijinya mengandung crotin (suatu
protein fitotoksin),
fraksi resinnya menyebabkan radang kulit
minyak croton mengandung suatu zat karsinogenik yang dapat
merangsang karsinogen lemah, sehingga memacu terjadinya
kanker
2. Dari suku Rutaceae :
Ruta graveolens L. : mengandung glukosida kumarin
(rutarin/marmesin)
- mengiritasi kulit (bagi yang peka) menyebabkan
lepuh-lepuh dan demam
- jika infusa terminum kemungkinan bisa menimbulkan
peradangan usus
a. Tanaman yang dianggap berbahaya (LD 50 : kecil, tetapi
belum diketahui
kandungan mana yang mengakibatkan gejala negatif
NO BAHAN BAKU DAN
TANAMAN ASAL
FAMILIA
LD-50
1.
Majakan (proses reaksi daun
Quercus lusitanica Roxb.)
Fagaceae
16,45 mg/kg. BB
2.
Nagasari
(bunga Mesua ferae L.)
Guttiferae
20,93 mg/kg. BB
3.
Sukmadiluwih (buah Gunera
macrophyla Bl.)
Halorrhagidace
ae
21,91 mg/Kg.BB
4.
Sidowayah (bunga Woodfor-dia
floribunda)
Litraceae
24,22 mg/kg.BB
5.
Kulit buah delima (Punica
granatum L.)
28,0 mg/kg.BB
b. Tanaman yang bersifat oksitosik ( merangsang uterus),
tetapi belum diketahui
zat penyebabnya
1. Jungrahap (daun Beachea frutescen L. familia Myrtaceae)
2. Majakan (eksudat daun Quercus lusitanica Lamk. Familia
Fagaceae)
3. daun kaki kuda (Centela asiatica Urb.familia
Umbeliferaeae)
4. Meniran (Phyllathus niruri L.familia Euphorbiaceae)
5. umbi Angelica sinensis L. ramuan yang menyebabkan cacat
Kelima bahan tersebut disusun berdasarkan urutan paling
kuat sifat
oksitosiknya. Walaupun baru merupakan informasi percobaan
pada hewan, tetapi telah
memberikan petunjuk paling tidak bahwa Jungrahap yang
digunakan bersamaan dengan
daun sembung dan beluntas serta daun kaki kuda,
mengakibatkan kematian pada induk Page 10

hewan percobaan, pendarahan pada uterus dan usus, kematian
janin, pertumbuhan janin
tidak normal (lambat); meskipun dosis yang diberikan baru
10 kali lebih kecil dari dosis
lazim pada manusia. Memang tidak begitu jelas adanya
adisi, potensiasi atau inhibisi
antara bahan-bahan diatas bila diberikan bersama.
Tetapi setidak-tidaknya dari informasi tersebut kita perlu
mewaspadai terutama
bila digunakan untuk sesuatu yang berkaitan dengan sistem
reproduksi seperti terlambat
bulan/haid, jamu hamil, keputihan, sari rapet dan
semacamnya.


---------------------------------------------------------------------------
Pengen Coba Music Mail GRATIS? Aktifkan Music Mail anda di mail Telkom.net dan Plasa.com
dan kirim email dengan Music Mail ke seluruh rekan anda. Berlaku hingga 31 Agustus 2007.
---------------------------------------------------------------------------

No comments: