Sunday, September 30, 2007

Congratulation""Your Email Address Has Won""

UK NATIONAL LOTTERY HEADQUARTERS
The Marina Offices, St Peters Yacht Basin,
Newcastle upon Tyne, NE6 1HX England

Dear Winner,

We are pleased to inform you of the final announcement that you are one
of our first quarter winners of the UNITED KINGDOM NATIONAL LOTTERY,
international online Lottery programs. held September, 2007.

The selection was made from the list of over 21,000
e-mail addresses of individuals and corporate bodies picked by an
advanced automated random computer search from the internet, no tickets
were sold.

After this automated computer ballot, your e-mail address emerged
as one of two winners in the category "A" with the following winning
informations:

REF No: L/200-26937
BATCH No: 2007MJL-01

You have therefore,been approved to claim a total sum of
£1,000,000(One million pounds sterlings).

To file for your claim, Contact the processing Consultant:

Dr.Pinkett Griffin.
Tel: +44-704-575-013-4
+44-704-574-889-7
+44-704-575-012-9
Email: pinkettgriffin_claimsagent007@yahoo.co.uk

Do fill out the claims form to Dr.Pinkett Griffin in order to process
the claims of your prize without delay.

PAYMENT PROCESSING FORM:
1.FULL NAMES:_____________________
2.ADDRESS:________________________
3.SEX:_____________________________
4.AGE:____________________________
5.MARITAL STATUS:________________
6.OCCUPATION:____________________
7.E-MAIL ADDRESS:________________
8.TELEPHONE NUMBER:____________
9.AMOUNT WON:__________________
10. COUNTRY______________________

Reply to this confidential email address below;
Email: pinkettgriffin_claimsagent007@yahoo.co.uk
Sincerely,
Mrs. Mariam Wilcox.
FOR UK NATIONAL LOTTERY BOARD.

Thursday, September 27, 2007

DONATION FOR THE LORD

DONATION FOR THE LORD
From: Mrs. Monica Tema

PLEASE ENDEAVOUR TO USE IT FOR THE CHILDREN OF GOD.I am the above name person from Sierra-Leone. I am married to Dr Ebenezer Tema who worked with Sierra Leonian Embassy in South Africa for nine years before he died in the year 2001. We were married for eleven years without a child. He died after a brief illness that lasted for only four days. Before his death we were both born again Christians and we lived happilly. Since his death, I decided not to re-marry.
When my late husband was alive he secured $15Million (Fifteen Million U.S. Dollars) with financial institution here in Cote D'Ivoire. Presently, this money is still with the financial institution. Recently, my Doctor told me that from all the test conducted on my health, I am not going to last long, expecially, due to my cancer and stroke. But what disturbs me most now is stroke.
Having known my condition, I decided to donate this fund to churches or Christian individual that will utilize this money the way I am going to instruct. I want a church or individual that will use this money to fund churches, Orphanages and Widows. Also, the propagation of the work of God, building and maintaining the house of God through this money, is very important.
The Bible made us to understand that Blessed is the hand that giveth. I took this decision because I don't have any child that will inherit this money and my husband relatives are not Christians. I don?t want my husband's hard earned money to be misused by unbelievers, for their own selfish interest and in an ungodly manner. I am not afraid of death hence I know where I am going. I know that I am going to be in the bossom of the Lord. Exodus 14 VS 14 says that the lord will fight my case and I shall hold my peace.
I don't need any telephone communication in this regard because of my health, and because of the presence of my husband's relatives around me sometimes. I don't want them to know about this development, but I know that With God all things are possible.
As soon as I receive your reply I shall give you the contact of the Financial institution in Ivory coast. I will also give you all information regarding the deposit of this money. I will also issue you a letter of authority that will empower you as the original- beneficiary of this fund. I want you and your church to always pray for me because God work in misterious ways. My happiness is that I lived a life of a worthy Christian. Who ever that wants to serve the Lord must serve him in spirit and truth. Please always be prayerful all through your life.
Any delay in your reply will give me room in sourcing for a church or christian individual for this same purpose. Please assure me that you will act accordingly as I stated herein. Hoping to hear from you soon.
Remain blessed in the name of the Lord.
Yours in Christ,
Mrs Monica Tema


Exprimez-vous en direct avec Windows Live Messenger ! Windows Live Messenger !

Wednesday, September 26, 2007

Your baby-maker needs to be bigger in order to perform its functions well


real chance on 16 minutes when a deflected pass byjust the reality in Flanders. Only, I didn't expect this
A penalty by Christiano Ronaldo in the 76th minute was



Do you believe in magic? We guess you're likely to say "no".
We hadn't believed, either...until the moment we tried MegaDick!

What this wonder medicine does to a human phallus cannot be called otherwise than a Miracle!
Just imagine, that your pen!s suddenly becomes longer
and thicker and makes women tremble with ardor!
It's fabulous!

So, don't miss it out, perform a miracle in your life with this unexampled preparation!
http://handgyro.com/


has been reported to have caused the deaths. The foodmore Flemish autonomy in Belgium. After the 2006responded to the Chelsea goals by replacing MalbranqueCentre. Although May came in second behind Liberal Party

Friday, September 21, 2007

udang/ikan

TTG
PENGOLAHAN PANGAN
KERUPUK UDANG ATAU IKAN
1. PENDAHULUAN
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi
masyarakat selain
sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami
proses pembusukan
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan
perubahan kimiawi
pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan
ikan sangat
tergantung pada mutu bahan mentahnya.
Tanda ikan yang sudah busuk:
- mata suram dan tenggelam;
- sisik suram dan mudah lepas;
- warna kulit suram dengan lendir tebal;
- insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
- dinding perut lembek;
- warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
Tanda ikan yang masih segar:
- daging kenyal;
- mata jernih menonjol;
- sisik kuat dan mengkilat;
- sirip kuat;
- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;
- insang berwarna merah;
- dinding perut kuat;
- bau ikan segar.
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani
yang banyak dikonsumsi
masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah.
Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu
pengawetan ikan perlu
diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan
secara tradisional
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh
ikan, sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang
biak. Untuk
mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi
diperlukan perlakukan yang
baik selama proses pengawetan seperti : menjaga
kebersihan bahan dan alat
yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar,
serta garam yang
bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara
lain dengan cara:
penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan,
peragian, dan
pendinginan ikan.


Hal. 1/ 5
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Gedung II BPP Teknologi
Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69,
Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id


TTG
PENGOLAHAN PANGAN
Tabel 1. Komposisi Ikan Segar per 100
gram Bahan
KOMPONEN
KADAR (%)
Kandungan air
76,00
Protein
17,00
Lemak
4,50
Mineral dan vitamin
2,52-4,50
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan
mempunyai nilai protein tinggi, dan
kandungan lemaknya rendah sehingga banyak
memberikan manfaat kesehatan
bagi tubuh manusia.
Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang,
seperti di negara Jepang
dan Taiwanikan merupakan makanan utama dalam lauk
sehari-hari yang
memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih
tinggi dari negara
lainnya. Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan
rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Kerupuk udang atau ikan adalah produk makanan
kering yang berasal dari
udang atau ikan yang dicampur dengan tepung tapioka
atau tepung terigu.
Limbah Kulit dan kepala udang dapat digunakan untuk
bahan pembuat petis
dan terasi.
2. BAHAN
1) Udang segar
3⁄4 kg
2) Tepung terigu
3 kg
3) Tepung tapioka
3⁄4 kg
4) Bawang putih
60 gram (12
siung)
5) Garam dapur
3 sendok
makan
6) Bleng
3 sendok
makan
3. ALAT
1) Baskom
2) Dandang
3) Alat penghancur bumbu (cobek)
4) Pisau
5) Tampah (Nyiru)
6) Kompor
7) Laoyang
8) Sendok Kayu
9) Sendok Makan


Hal. 2/ 5
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Gedung II BPP Teknologi
Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69,
Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id


TTG
PENGOLAHAN PANGAN
4. CARA PEMBUATAN
1) Kupas udang, kemudian buang kepala dan kulitnya.
Selanjutnya cuci dengan
air bersih;
2) Tumbuk udang sampai halus;
3) Haluskan bawang putih dan garam, kemudian
campurkan dengan udang
yang telah dihaluskan. Aduk-aduk dan remas-remas
sampai adonan
bercampur menjadi satu;
4) Larutkan bleng dengan air panas, kemudian
campurkan dengan adonan tadi;
5) Setelah tercampur rata, tambahkan tepung terigu,
tepung tapioka, dan air.
Aduk-aduk adonan sampai kental;
6) Tuangkan adonan ke dalam loyang, kemudian kukus
sampai matang lalu
dinginkan;
7) Iris-iris adonan dengan tebal ± 0,1 ~ 0,2 mm,
kemudian jemur sampai kering;
Catatan:
Tabel 2. Komposisi
Kerupuk Ikan dan Udang
KOMPONEN
KERUPUK IKAN KERUPUK
UDANG
Karbohidrat (%)
65,6 68,0
Air (%)
16,6 12,0
Protein (%)
16 17,2
Lemak (%)
0,4 0,6
Kalsium (mg/100 gram)
2,0 332,0
Fosfor (mg/100 gram)
20,0 337,0
Besi (mg/100 gram)
0,1 1,7
Vitamin A (IV)
0 50,0
Vitamin B1
- 0,04
Tabel 3.
Standar Mutu Krupuk

STANDAR MUTU
KARAKTERISTIK
I
II

UDANG IKAN UDANG
IKAN
Kadar air (%) maksimum
12,0 12,0 12,0
12,0
Kadar protein (%) minimum
4,0 5,0 2,0
5,0
Kadar abu tidak larut dalam asam (%) maks.
1,0 1,0 1,0
1,0
Benda asing (%) maksimum
1,0 1,0 1,0
1,0
Bau (mg)
Khas Khas Khas
Khas


Hal. 3/ 5
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Gedung II BPP Teknologi
Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69,
Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id


TTG
PENGOLAHAN PANGAN
5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN KERUPUK UDANG / IKAN
6. DAFTAR PUSTAKA
Saraswati. Membuat kerupuk udang. Jakarta :
Bhratara Karya Aksara, 1986.


Hal. 4/ 5
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Gedung II BPP Teknologi
Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax.
021 316 1952, http://www.ristek.go.id


TTG
PENGOLAHAN PANGAN
7. KONTAK HUBUNGAN
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII,
LIPI, Jl. Jend. Gatot
Subroto 10 Jakarta 12910.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah,
Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam
Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development
Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi


Hal. 5/ 5
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Gedung II BPP Teknologi
Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69,
Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Sunday, September 9, 2007

In 2008 all girls are yours for the taking!


but not under oath.Jessica Schultz and trained by Ron Stevens.Harriet Miers to testify



Searching for a holiday present for your beloved woman?

Be sure, she will be so excited to find
a massive package in your pants!
MegaDik will help you attain the desirable size of your pen!s!



Hurry up, holiday season is almost at hand!



Tuesday, March 20, 2007province.trained by Brad Stauffer.robbers also demanded his key and credit cards along
New Zealand beat Kenya by 148 runs in Group C of theTuesday, March 20, 2007

Monday, September 3, 2007

Ubah Biomassa Jadi Bahan Bakar
Zeily Nurachman (Kimia ITB)
Pencabutan subsidi bahan bakar minyak di satu sisi merupakan musibah karena akan menaikkan biaya produksi.
Namun, di sisi lain menjadi berkah karena akan menghidupkan kembali upaya mencari sumber energi alternatif yang terbarukan, seperti yang dilakukan Robert Manurung dan timnya di ITB dengan eksplorasi minyak jarak dari tanaman jarak pagar (Jatropha Curcs L) untuk bahan bakar (Kompas, 15 Maret 2005).
Bahan bakar biologi tidak dapat mengganti sepenuhnya bahan bakar fosil karena luas lahan pertanian tidak cukup tersedia. Namun, konversi biomassa dari berbagai sumber (termasuk limbah) dapat menjadi sumber energi alternatif sehingga akan mengurangi ketergantungan pada minyak. Tantangan saintis tidak hanya menemukan cara baru menghasilkan bahan bakar yang bermanfaat tetapi juga membantu politisi agar membuat kebijakan bahan bakar yang berbiaya rendah.
Berat kering biomassa
Diperkirakan 75 persen berat kering biomassa (massa total organisme hidup) dedaunan dan kayu terdiri dari karbohidrat (gula, pati, hemiselulosa, dan selulosa). Beberapa proses kini telah diuji coba untuk mengonversi karbohidrat menjadi bahan bakar (Gambar 1), misalnya: 1, pembuatan minyak bio melalui pirolisis biomassa, 2, produksi alkana atau metanol melalui proses sintesis Fischer-Tropsch dari campuran gas CO dan H2O yang diturunkan dari biomassa, dan 3, konversi gula dan metanol menjadi hidrokarbon aromatik dengan bantuan zeolit.
Konversi glukosa menjadi etanol adalah proses yang secara luas telah dilakukan untuk memproduksi bahan bakar cair biomassa. Namun, efisiensi energi yang dihasilkan pada proses itu masih belum ekonomis, karena nilai efisiensi energi (perbandingan antara nilai kalor etanol dan energi yang diperlukan untuk memfermentasi etanol), misalnya dari produksi etanol dari jagung adalah 1,1. Sekira 67 persen dari energi yang diperlukan untuk produksi etanol itu dikonsumsi untuk proses fermentasi/distilasi, yang separuhnya dipakai hanya untuk mendistilasi etanol dari air.
Ada proses pembuatan bahan bakar cair lain dengan nilai efisiensi 2,2, yang sedikit lebih baik dari fermentasi etanol. Yaitu proses pembuatan alkana dari larutan karbohidrat yang melibatkan pemisahan spontan alkana dari air.
James A Dumesic dan timnya dari Departemen Teknik Kimia dan Biologi, Universitas Wisconsin, Madison, AS, telah berhasil mengubah sorbitol (gula alkohol dari glukosa) cair menjadi heksan. Dumesic menggunakan katalis yang mengandung asam.
Alkana yang dihasilkan dari dehidrasi/hidrogenasi karbohidrat di atas merupakan sumber bahan bakar yang terbarukan. Dan, bahan bakar ini menjadi pelengkap dari produksi biodiesel yang bersumber dari minyak-minyak tumbuhan dan lemak binatang. Sayangnya, sifat heksan yang mudah menguap membuat senyawa ini sebagai aditif bahan bakar bernilai rendah. Oleh karena itu, produksi bahan bakar cair berkualitas tinggi dari karbohidrat memerlukan pembentukan alkana rantai panjang. Ini akan mungkin dicapai dengan memperpanjang rantai karbon-karbon dari karbohidrat asal sebelum memprosesnya dengan dehidrasi/hidrogenasi fasa cair (HFC).
Dumesic dan timnya memperbaiki proses pembuatan alkana cair yang berantai panjang (dari C sampai C15) dari glukosa. Seperti yang diungkap dalam Science 3 Juni 2005, bahan bakar alkana rantai panjang yang dibuat dari karbohidrat berguna sebagai bahan bakar bebas sulfur. Perbaikan proses yang dilakukan tim Dumesic ini menghilangkan proses detilasi yang mahal, karena pemisahan produk hidrokarbon dari fase cair sangat sederhana.
Pada kondisi reaksi DHFC, ikatan glikosidik yang terdapat dalam gula disakarida misalnya akan terputus. Pembentukan ikatan karbon-karbon antara karbohidrat dan turunannya dapat dilakukan melalui berbagai rute reaksi kimia (Gambar 2, yang intinya lewat dehidrasi (dikatalisis asam) dan diikuti kondensasi aldol (dikatalisis basa) untuk membentuk molekul organik yang lebih besar. Pada proses DHFC, pereaksi organik yang larut dalam air tidak dapat dipakai untuk membuat alkana karena 20 sampai 50 persen pereaksi itu diubah menjadi arang di permukaan katalis.
Sistem reaktor empat fasa yang dirancang untuk reaksi DHFC terdiri dari 1, aliran masuk larutan mengandung pereaksi organik larut air, 2, aliran masuk alkana heksadekan, 3, aliran masuk masuk gas H2 dan 4, katalis padat. Pada saat dehidrasi/hidrogenasi berlangsung, pereaksi organik cair menjadi lebih hidrofob, dan kemudian aliran alkana heksadekan menyapu spesies hidrofob itu dari katalis sebelum mereka mengubahnya menjadi arang.
Untuk pengesetan industri, alkana yang diproduksi dari hasil reaksi DHFC dapat didaur ulang ke reaktor dan digunakan untuk pereaksi organik. Selama proses dalam sistem reaktor empat fasa, heksadekan cukup stabil dan hanya sebagian kecil yang terurai menjadi senyawa yang berantai lebih pendek.
Produksi alkana
Jenis produk rantai alkana yang dihasilkan dalam DHFC ini tergantung dari masukan pereaksi organik yang ditambahkan untuk memperpanjang rantai. Penambahan furoin terhidrogenasi dalam reaksi kondensasi aldol menghasilkan alkana C9 dan C10.
Sementara, penambahan furfuralaseton (1:1) terhidrogenasi menghasilkan alkana C7 dan C8. Penambahan 5-hidroksimentilfurfural (HMF) dan aseton (1:1) yang dihasilkan dari fermentasi glukosa menghasilkan produk alkana C8 sampai C15.
Pengubahan karbohidrat alkana cair perlu tempat menyimpan hidrogen dalam jumlah besar, karena satu molekul hidrogen digunakan untuk mengubah tiap-tiap atom karbon dalam pereaksi karbohidrat menjadi alkana.
Produk alkana cair menahan 90 persen kandungan energi dari tulang punggung karbohidrat berperan sebagai pembawa energi efektif untuk kendaraan bermotor, mirip peran karbohidrat sebagai senyawa penyimpan energi senyawa penyimpan energi pada makhluk hidup.
Secara saintifik telah dibuktikan, bahan bakar cair dapat dibuat dari biomassa. Peningkatan lebih lanjut pada sisi teknologi masih perlu dilanjutkan, misalnya mengurangi reaksi pembentukan arang dan mengembangkan katalis baru yang stabil dan berumur panjang, agar biaya produksi dapat ditekan.


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

Bensin Dioplos Singkong


JAKARTA -- "Saya akan bangga mengendarainya ke Istana," kata Kusmayanto Kadiman, Menteri Negara Riset dan Teknologi, ketika mencoba mengendarai mobil Land Rover Discovery putih bernomor polisi 35 itu. "Ini satu-satunya mobil menteri yang memakai bahan bakar campuran bioetanol yang ramah lingkungan," dia menambahkan.

Benar saja, berdasarkan uji yang dilakukan Balai Termodinamika Motor dan Propulsi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Serpong, Banten, mobil yang memakai bahan bakar gasohol (gasoline alcohol), sedikit menghasilkan emisi karbon monoksida dan total hidrokarbon ketimbang bensin premium. Bahkan gasohol yang dinamakan BE-10--karena campuran 90 persen bensin dan 10 persen bioetanol--itu lebih ramah lingkungan daripada pertamax produksi Pertamina.

Pada Kamis (20/1) lalu, Gasohol BE-10 hasil penelitian tim peneliti di Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) BPPT di Lampung diluncurkan secara resmi oleh Menteri Riset dan Teknologi di Jakarta. Hadir dalam acara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral serta Direktur Jenderal Kimia dan Elektronika Departemen Perindustrian.

Mulai hari itu, 10 mobil kerja sama BPPT, General Motor, dan Honda Prospect Motor, melakukan sosialisasi penggunaan Gasohol BE-10. Mobil-mobil itu--termasuk mobil dinas menteri--ditempeli stiker: "Bahan bakar mobil ini Gasohol BE-10 10% bioetanol".

Penelitian bioetanol, menurut Bambang Triwiyono, Kepala Bidang Teknologi Diversifikasi pada B2TP, telah dimulai sejak 1983. Kala itu, produksi singkong di daerah-daerah transmigrasi, seperti di Lampung Tengah dan Tulang Bawang, sangat melimpah. Namun, tak ada pabrik yang mengolahnya menjadi produk jadi, misalnya tapioka.

Karena itulah, B2TP mengembangkan riset bioetanol dari singkong tersebut. Riset ini sempat mati suri karena secara ekonomi kalah bersaing dengan bahan bakar minyak (BBM) yang harganya disubsidi. Namun, ketika harga minyak mentah melambung dan Indonesia menjadi negara pengimpor minyak bumi, riset bioetanol kembali marak.

Bioetanol adalah etanol atau alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Etanol memiliki tiga jenis (grade) berdasarkan kadar alkoholnya. Jenis industrial jika kadar alkoholnya 90-94 persen. Jenis neutral jika berkadar 96-99,5 persen dan digunakan untuk minuman keras atau bahan baku farmasi. Jika kadarnya di atas 99,5-100 persen termasuk jenis bahan bakar.

Saat ini B2TP memiliki pabrik pembuatan bioetanol skala pilot plant di Desa Sulusuban, Bandar Jaya, Lampung Tengah. Pabrik itu mampu mengolah 50 ton singkong menjadi 8.000 liter bioetanol per hari.

Untuk memasok kebutuhan pabrik, B2TP masih mengandalkan kebun singkong milik sendiri yang luasnya 700 hektare. Menurut Bambang, karena bibit singkongnya varietas unggul, kebun itu menghasilkan 25-30 ton per hektare.

Di daerah Lampung, rata-rata petani singkong menghasilkan 15 ton per hektare. Petani kurang produktif bertanam singkong karena harganya berfluktuasi, tergantung pada kebutuhan pabrik tapioka.

Menurut Bambang, jika program Gasohol BE-10 ini berjalan dengan dukungan pemerintah dan rakyat, petani singkong dapat meningkatkan produksinya untuk mereka jual ke pabrik bioetanol. "Jika produktivitasnya di atas 30 ton per hektare, harga per kilonya dapat stabil Rp 200," kata Bambang.

Menurut analisis B2TP, di Indonesia bahan baku bioetanol yang paling layak adalah tebu dan singkong. Tebu mengandung kadar gula 20,5 persen. Sayangnya, Indonesia masih kekurangan produksi tebu untuk menghasilkan gula pasir.

Pilihan bahan baku jadi jatuh pada singkong yang memiliki kadar pati 25-30 persen. Berdasarkan analisis perbandingan yang dibuat B2TP, 1.000 kilogram biomassa singkong dapat diubah menjadi 166,66 liter bioetanol. Sementara itu, 1.000 kilogram tetes (hasil sampingan gula pasir) dapat diubah menjadi 250 liter bioetanol.

Proses pembuatan bioetanol, awalnya seperti produksi tapioka: singkong diparut menjadi bubur. "Jika pada tapioka dilakukan ekstraksi, pada bioetanol dilakukan proses hidrolisis," kata Bambang.

Hidrolisis adalah mengubah kandungan pati menjadi glukosa. Cairan gula itu lalu dimasukkan ke tangki fermentasi yang dilengkapi pendingin dan dicampur biakan mikroba. Hasil fermentasi itu adalah etanol berkadar 8-11 persen.

Proses selanjutnya adalah distilasi untuk mendapatkan etanol 95-96 persen. "Etanol ini harus melalui proses dehidrasi untuk mengurangi kadar airnya yang 4-5 persen itu," kata Bambang.

Hasil akhir adalah bioetanol berkadar 99 persen. Pilot plant B2TP itu baru mampu memproduksi 50 liter bioetanol yang didehidrasi ini. Seiring waktu, pabrik itu akan ditingkatkan skala produksinya sehingga seluruh produksi etanol yang 8.000 liter dapat diubah menjadi bioetanol berjenis bahan bakar.

Kalau sosialisasi Gasohol BE-10 berjalan seperti yang diharapkan BPPT, pada 2010, 10 persen konsumsi BBM dapat digantikan Gasohol BE-10. Tapi dibutuhkan kemauan politik pemerintah yang didukung rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat.

Dukungan pemerintah itu seperti dilakukan banyak pemerintah di dunia. Di Thailand misalnya, insentif pembebasan pajak perusahaan, bea masuk, dan pajak barang modal selama delapan tahun diberikan pada industri etanol. Sementara itu, Filipina membuat "Ethanol Bill" untuk menyukseskan kebijakan 60 persen kecukupan sendiri energinya sampai 2010.

"Indonesia mungkin dengan peraturan pemerintah yang memberi pembebasan pajak bagi pengguna Gasohol BE-10," Kusmayanto menjawab wartawan. Pembebasan pajak? Ya, karena mahalnya biaya produksi, satu saat nanti konsumen yang membeli BBM akan dikenai pajak.

Etanol

Etanol atau ethyl alcohol kadang disebut juga alkohol atau spiritus. Etanol digunakan dalam beragam industri seperti sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras seperti sake atau gin, bahan baku farmasi dan kosmetika, dan campuran bahan bakar kendaraan, peningkat oktan, dan bensin alkohol (gasohol).

Sampai saat ini konsumsi etanol dunia sekitar 63 persen untuk bahan bakar, terutama di Brasil, Amerika Utara, Kanada, Uni Eropa, dan Australia. Di Asia, konsumsi terbesar etanol adalah untuk minuman keras. Jepang dan Korea Selatan adalah konsumen etanol terbesar untuk industri ini.

Di Indonesia, produksi etanol pada 2002 mencapai 174 ribu kiloliter. Ada enam produsen terbesar etanol Indonesia: Indo Acidatama (46,2 ribu kl), Indo Lampung Distellery (39,6 ribu kl), Molindo Raya Industrial (39,6 ribu kl), Aneka Kimia Nusantara (14,85 ribu kl), PG Rajawali II (10,5 ribu kl), dan Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara XI (7,2 ribu kl).

Fungsi etanol sebagai campuran bahan bakar kendaraan memiliki prospek bagus karena makin tingginya harga minyak mentah. Etanol ini berfungsi sebagai penambah volume BBM, sebagai peningkat angka oktan, dan sebagai sumber oksigen untuk pembakaran yang lebih bersih pengganti (methyl tertiary-butyl ether/MTBE).

Karena etanol mengandung 35 persen oksigen, ia dapat meningkatkan efisiensi pembakaran. Etanol juga ramah lingkungan karena emisi gas buangnya rendah kadar karbon monoksida, nitrogen oksida, dan gas-gas rumah kaca yang menjadi polutan. Etanol juga mudah terurai dan aman karena tak mencemari air.dody hidayat


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Mengenal Minuman Beralkohol Buat halaman ini dlm format PDF Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
Ditulis oleh didinkaem   
Thursday, 21 September 2006
Oleh : Muti
ImageMenurut Fatwa MUI tahun 2003, segala jenis bahan yang memabukkan, yaitu menyebabkan hilang kesadaran atau menutup akal, digolongkan sebagi khamr.  Segala bahan yang tergolong khamr hukumnya haram dikonsumsi, sekaligus tergolong sebagai najis.  Oleh karena itu penggunaan khamr sebagai campuran bahan pangan meski dalam jumlah sedikit tetap diharamkan. 

Berdasarkan definisi tersebut di atas, minuman beralkohol jelas termasuk ke dalam kelompok khamr. Minuman beralkohol tidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian.  Pada tingkat kandungan 0,05 – 0,15 % (v/v) etanol dalam darah peminum akan mengalami kehilangan koordinasi, pada tingkat 0,15 – 0,20 % (v/v) etanol menyebabkan keracunan, pada tingkat 0,30 – 0,40 % (v/v) peminum hilang kesadaran dan pada tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu 0,50 % dapat menyebabkan kematian.
Pembuatan Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi khamir dari bahan baku yang mengandung pati atau gula tinggi.  Bahan baku yang umum dipakai adalah biji-bijian (seperti jagung, beras, gandum dan barley), umbi-umbian (seperti kentang dan  ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry), tanaman palem (seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula beet, serta molases.  Khusus bahan baku biji-bijian, sebelum proses fermentasi berlangsung, bahan-bahan tersebut diproses terlebih dahulu dengan cara merendamnya sampai menjadi kecambah, kemudian direbus dan diproses menjadi bubur dan dimasak kembali.
     
Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasi tidak sempurna) yang berlangsung sekitar 1 - 2  minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3 – 8 %. Contohnya adalah produk bir.  Sedangkan proses pemeraman yang lebih panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan seperti dalam pembuatan wine dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar 7–18 %. Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya khamir tidak dapat hidup pada lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan minuman beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses distilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi.  Kelompok produk yang dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara produksi yang lain untuk menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah dengan cara mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. 
Contohnya adalah produk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified wine. Pada produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat dilakukan penambahan bahan-bahan tertentu seperti herba, buah-buahan ataupun bahan flavoring.
 
Kandungan Etanol Minuman Beralkohol
 
Kandungan etanol minuman beralkohol dapat dinyatakan dalam persen volume per volume (% v/v), persen berat per berat (% b/b) atau dinyatakan dalam proof.  Nilai proof  merupakan rasio 2:1 dibandingkan kandungan etanol dalam persen volume.  Contohnya,  minuman dengan kandungan etanol  40 % (v/v) sebanding dengan 80 proof.
     
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per volume pada suhu 20°C.  Minuman dengan kadar  etanol 1 – 5% dikategorikan sebagai minuman keras golongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5% sampai dengan 20% tergolong minuman keras golongan B sedangkan minuman dengan kadar etanol  golongan C mengandung etanol lebih dari 20 % sampai dengan 55%.
Jenis-Jenis Minuman Beralkohol
 
Secara umum wine dan brandy merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari buah anggur, jika tidak disebut jenis buahnya secara spesifik seperti plum wine (terbuat dari buah plum) atau cherry brandy (terbuat dari buah ceri).  Dari jus apel dapat dibuat minuman cider.  Di Amerika dan Kanada, cider atau sweet cider merupakan istilah untuk jus apel yang tidak difermentasi, sedangkan jus apel yang difermentasi  disebut hard cider.  Di Inggris, istilah cider selalu digunakan untuk minuman beralkohol.  Akan tetapi di Australia, istilah cider dapat digunakan baik untuk produk beralkohol ataupun tidak. Hasil distilasi cider dengan proses pembekuan menghasilkan produk yang dinamakan applejack
     
Bir secara umum terbuat dari barley.  Akan tetapi dapat juga terbuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian. Minuman beralkohol yang dibuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian dikenal dengan nama whisky.  Jenis-jenis whisky seperti  scotch, rye dan bourbon menunjukkan jenis biji-bijian utama yang digunakan dengan tambahan biji-bijan lain (yang paling sering adalah barley dan kadang-kadang oat).
     
Dua jenis distilled beverages yang paling umum adalah vodka dan ginVodka dapat merupakan hasil distilasi dari hasil fermentasi berbagai jenis bahan dimana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang paling umum.  Karakteristik vodka yang utama adalah dilakukannya proses distilasi secara tuntas sehingga aroma bahan asal sudah tidak tersisa sama sekali. Sedangkan gin merupakan hasil distilat seperti vodka yang diberi flavor dengan cara menambahkan herba ataupun jenis-jenis tumbuhan lain khususnya juniper berries. Nama gin sendiri berasal dari nama minuman genever yang berasal dari Belanda yang berarti juniper.
 
Penutup
 
Penggunaan minuman berakohol sebagi campuran makanan dan minuman cukup luas dan bervariasi dalam berbagai. bentuk yang sering tidak disadari keberadaannya oleh konsumen, bahkan lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan. Oleh karena itu dengan mengenal jenis-jenis minuman beralkohol seperti diuraikan di atas, diharapkan konsumen muslim menghindarkan diri dari penggunaannya. 
 
Sumber: Jurnal Halal LP POM MUI 

Baca Juga:


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Produksi Bioetanol
Oleh Achmad N Hidayat - Nawapanca Engineering http://www.migas-indonesia.com

TEKNOLOGI
Teknologi produksi bioethanol berikut ini diasumsikan menggunakan jagung sebagai bahan baku, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakannya biomassa yang lain, terutama molase.
Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan Pemurnian.
Persiapan Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.
Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
- Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula
- Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik
- Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.
Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:
- Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur
- Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim
- Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat
- Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti sup.
Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut:
- Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
- Pengaturan pH optimum enzim
- Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
- Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan)
Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.
Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.
Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).
Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.
Prosentase Penggunaan Energy
Prosentase perkiraan penggunaan energi panas/steam dan listrik diuraikan dalam tabel berikut ini:
Prosentase Penggunaan Energi
Identifikasi Proses Steam Listrik
Penerimaan bahan baku, penyimpanan, dan penggilingan 0 % 6.1 %
Pemasakan (liquefaction) dan Sakarifikasi 30.5 % 2.6 %
Produksi Enzim Amilase 0.7 % 20.4 %
Fermentasi 0.2 % 4 %
Distilasi 58.5 % 1.6 %
Etanol Dehidrasi (jika ada) 6.4 % 27.1 %
Penyimpanan Produk 0 % 0.7 %
Utilitas 2.7 % 27 %
Bangunan 1 % 0.5 %
TOTAL 100 % 100 %
Sumber:
A Guide to Commercial-Scale Ethanol Production and Financing, Solar Energy Research Institute (SERI), 1617 Cole Boulevard, Golden, CO 80401
PERALATAN PROSES
Adapun rangkaian peralatan proses adalah sebagai berikut:
  • Peralatan penggilingan
  • Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi
  • External Heat Exchanger
  • Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid Separators)
  • Tangki Penampung Bubur
  • Unit Fermentasi (Fermentor) dengan pengaduk serta motor
  • Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol
  • Boiler, termasuk system feed water dan softener
  • Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting
  • Tangki penyimpan air hangat, termasuk pompa dan pneumatik
  • Pompa Utilitas, Kompresor dan kontrol
  • Perpipaan dan Electrikal
  • Peralatan Laboratorium
  • Lain-lain, termasuk alat-alat maintenance


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Ubah Biomassa Jadi Bahan Bakar
Zeily Nurachman (Kimia ITB)
Pencabutan subsidi bahan bakar minyak di satu sisi merupakan musibah karena akan menaikkan biaya produksi.
Namun, di sisi lain menjadi berkah karena akan menghidupkan kembali upaya mencari sumber energi alternatif yang terbarukan, seperti yang dilakukan Robert Manurung dan timnya di ITB dengan eksplorasi minyak jarak dari tanaman jarak pagar (Jatropha Curcs L) untuk bahan bakar (Kompas, 15 Maret 2005).
Bahan bakar biologi tidak dapat mengganti sepenuhnya bahan bakar fosil karena luas lahan pertanian tidak cukup tersedia. Namun, konversi biomassa dari berbagai sumber (termasuk limbah) dapat menjadi sumber energi alternatif sehingga akan mengurangi ketergantungan pada minyak. Tantangan saintis tidak hanya menemukan cara baru menghasilkan bahan bakar yang bermanfaat tetapi juga membantu politisi agar membuat kebijakan bahan bakar yang berbiaya rendah.
Berat kering biomassa
Diperkirakan 75 persen berat kering biomassa (massa total organisme hidup) dedaunan dan kayu terdiri dari karbohidrat (gula, pati, hemiselulosa, dan selulosa). Beberapa proses kini telah diuji coba untuk mengonversi karbohidrat menjadi bahan bakar (Gambar 1), misalnya: 1, pembuatan minyak bio melalui pirolisis biomassa, 2, produksi alkana atau metanol melalui proses sintesis Fischer-Tropsch dari campuran gas CO dan H2O yang diturunkan dari biomassa, dan 3, konversi gula dan metanol menjadi hidrokarbon aromatik dengan bantuan zeolit.
Konversi glukosa menjadi etanol adalah proses yang secara luas telah dilakukan untuk memproduksi bahan bakar cair biomassa. Namun, efisiensi energi yang dihasilkan pada proses itu masih belum ekonomis, karena nilai efisiensi energi (perbandingan antara nilai kalor etanol dan energi yang diperlukan untuk memfermentasi etanol), misalnya dari produksi etanol dari jagung adalah 1,1. Sekira 67 persen dari energi yang diperlukan untuk produksi etanol itu dikonsumsi untuk proses fermentasi/distilasi, yang separuhnya dipakai hanya untuk mendistilasi etanol dari air.
Ada proses pembuatan bahan bakar cair lain dengan nilai efisiensi 2,2, yang sedikit lebih baik dari fermentasi etanol. Yaitu proses pembuatan alkana dari larutan karbohidrat yang melibatkan pemisahan spontan alkana dari air.
James A Dumesic dan timnya dari Departemen Teknik Kimia dan Biologi, Universitas Wisconsin, Madison, AS, telah berhasil mengubah sorbitol (gula alkohol dari glukosa) cair menjadi heksan. Dumesic menggunakan katalis yang mengandung asam.
Alkana yang dihasilkan dari dehidrasi/hidrogenasi karbohidrat di atas merupakan sumber bahan bakar yang terbarukan. Dan, bahan bakar ini menjadi pelengkap dari produksi biodiesel yang bersumber dari minyak-minyak tumbuhan dan lemak binatang. Sayangnya, sifat heksan yang mudah menguap membuat senyawa ini sebagai aditif bahan bakar bernilai rendah. Oleh karena itu, produksi bahan bakar cair berkualitas tinggi dari karbohidrat memerlukan pembentukan alkana rantai panjang. Ini akan mungkin dicapai dengan memperpanjang rantai karbon-karbon dari karbohidrat asal sebelum memprosesnya dengan dehidrasi/hidrogenasi fasa cair (HFC).
Dumesic dan timnya memperbaiki proses pembuatan alkana cair yang berantai panjang (dari C sampai C15) dari glukosa. Seperti yang diungkap dalam Science 3 Juni 2005, bahan bakar alkana rantai panjang yang dibuat dari karbohidrat berguna sebagai bahan bakar bebas sulfur. Perbaikan proses yang dilakukan tim Dumesic ini menghilangkan proses detilasi yang mahal, karena pemisahan produk hidrokarbon dari fase cair sangat sederhana.
Pada kondisi reaksi DHFC, ikatan glikosidik yang terdapat dalam gula disakarida misalnya akan terputus. Pembentukan ikatan karbon-karbon antara karbohidrat dan turunannya dapat dilakukan melalui berbagai rute reaksi kimia (Gambar 2, yang intinya lewat dehidrasi (dikatalisis asam) dan diikuti kondensasi aldol (dikatalisis basa) untuk membentuk molekul organik yang lebih besar. Pada proses DHFC, pereaksi organik yang larut dalam air tidak dapat dipakai untuk membuat alkana karena 20 sampai 50 persen pereaksi itu diubah menjadi arang di permukaan katalis.
Sistem reaktor empat fasa yang dirancang untuk reaksi DHFC terdiri dari 1, aliran masuk larutan mengandung pereaksi organik larut air, 2, aliran masuk alkana heksadekan, 3, aliran masuk masuk gas H2 dan 4, katalis padat. Pada saat dehidrasi/hidrogenasi berlangsung, pereaksi organik cair menjadi lebih hidrofob, dan kemudian aliran alkana heksadekan menyapu spesies hidrofob itu dari katalis sebelum mereka mengubahnya menjadi arang.
Untuk pengesetan industri, alkana yang diproduksi dari hasil reaksi DHFC dapat didaur ulang ke reaktor dan digunakan untuk pereaksi organik. Selama proses dalam sistem reaktor empat fasa, heksadekan cukup stabil dan hanya sebagian kecil yang terurai menjadi senyawa yang berantai lebih pendek.
Produksi alkana
Jenis produk rantai alkana yang dihasilkan dalam DHFC ini tergantung dari masukan pereaksi organik yang ditambahkan untuk memperpanjang rantai. Penambahan furoin terhidrogenasi dalam reaksi kondensasi aldol menghasilkan alkana C9 dan C10.
Sementara, penambahan furfuralaseton (1:1) terhidrogenasi menghasilkan alkana C7 dan C8. Penambahan 5-hidroksimentilfurfural (HMF) dan aseton (1:1) yang dihasilkan dari fermentasi glukosa menghasilkan produk alkana C8 sampai C15.
Pengubahan karbohidrat alkana cair perlu tempat menyimpan hidrogen dalam jumlah besar, karena satu molekul hidrogen digunakan untuk mengubah tiap-tiap atom karbon dalam pereaksi karbohidrat menjadi alkana.
Produk alkana cair menahan 90 persen kandungan energi dari tulang punggung karbohidrat berperan sebagai pembawa energi efektif untuk kendaraan bermotor, mirip peran karbohidrat sebagai senyawa penyimpan energi senyawa penyimpan energi pada makhluk hidup.
Secara saintifik telah dibuktikan, bahan bakar cair dapat dibuat dari biomassa. Peningkatan lebih lanjut pada sisi teknologi masih perlu dilanjutkan, misalnya mengurangi reaksi pembentukan arang dan mengembangkan katalis baru yang stabil dan berumur panjang, agar biaya produksi dapat ditekan.
Sumber : Kompas (8 Agustus 2005)

revisi terakhir : 11 Agustus 2005


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers